MPASI Bayi 6 Bulan: Panduan Praktis
MPASI Bayi 6 Bulan - Setiap orang tua pasti menginginkan buah hati mereka tumbuh dengan sehat. Baik buruknya pertumbuhan dan perkembangan bayi tentu tidak lepas dari asupan gizi yang dikonsumsi. Pada awal masa pertumbuhan, ASI saja sudah mampu memenuhi kecukupan gizi bayi.
Namun, seiring berjalannya waktu, air susu ibu saja tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan gizi bayi sehingga dibutuhkan makanan pendamping atau MPASI. Lantas, kapankah waktu yang tepat memberikan MPASI kepada bayi?
Kenapa MPASI diberikan di usia 6 bulan?
Kebutuhan gizi bayi dari bulan ke bulan semakin meningkat. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam laman resminya menyatakan bahwa banyaknya energi tambahan yang dibutuhkan oleh bayi 6 bulan mencapai 200 kilo kalori per hari sehingga ASI saja tidak cukup diberikan pada bayi usia tersebut.
Usia 6 bulan adalah patokan standar yang digunakan hampir oleh seluruh dokter anak di dunia untuk menandakan bahwa si kecil sudah siap menyantap makanan bertekstur. Tentu saja, tekstur yang diberikan akan bertahap mulai dari lembut, agak kasar samapi kasar.
Waktu yang tepat untuk mulai mengonsumsi MPASI juga bergantung dengan kesiapan bayi itu sendiri. Berdasarkan ESPGHAN (Asosiasi Dokter Anak Khusus Nutrisi dan Pencernaan di Eropa) merekomendasikan pemberian MPASI paling cepat pada usia 12 minggu, dan tidak lebih lambat dari usia 26 minggu (6 bulan).
Adapun bayi dikatakan siap MPASI jika memenuhi kondisi berikut
• Bayi mampu duduk dengan posisi leher tegak.
• Bayi menunjukkan kemampuan motorik seperti menggenggam dan memasukkan objek ke dalam mulut.
• Menunjukkan ketertarikan pada makanan dengan cara membuka mulut.
• Nafsu makan bertambah, indikasinya bayi ingin konsumsi ASI lebih dari biasanya..
Ketidaktahuan akan informasi tersebut dapat berdampak fatal bagi tumbuh kembang si kecil. Seringkali kita jumpai bayi yang belum siap MPASI tetapi dipaksakan untuk mengonsumsi makanan pendapat tersebut atau malah bayi 7 bulan yang tidak kunjung diberikan makanan pendamping. Lantas, apa bahayanya jika bayi terlalu cepat atau terlalu lambat menerima MPASI?
Bahaya Bayi Terlalu Cepat MPASI
Menurut IDAI, kunci sukses dalam memberikan MPASI adalah ketepatan. Memberikan MPASI tepat pada waktunya adalah kewajiban bagi setiap orang tua. Jika tidak, beberapa gangguan berikut akan rentan dialami oleh si kecil.
• Risiko Tersedak
Kemampuan motorik bayi tidak hanya berkaitan dengan kemampuan merangkak atau berjalan. Kemampuan motorik juga berkaitan dengan kemampuan dasar manusia seperti menelan dan bernafas.
Dalam hal ini, memaksakan bayi yang belum mampu untuk melakukan hal tersebut akan menyebabkan bayi rawan tersedak. Tidak seperti orang dewasa, tersedak bagi bayi dapat menjadi sesuatu yang mematikan karena terganggunya proses bernafas yang jika tidak diatangani dengan cepat dan tepat dapat berujung kematian.
• Gangguan Pencernaan
Gangguan pencernaan yang dialami dapat disebabkan oleh dua hal. Pertama, makanan yang masuk melebihi kapasitas lambung. Kedua, makanan yang masuk dalam lambung bertekstur kasar sehingga tidak dapat dicerna.
Dalam kategori ringan, gangguan pencernaan yang dialami bayi adalah muntah dan buang air besar berlebih. Namun, kasus yang lebih berat dapat menimbulkan pup berdarah dikarenakan terlukanya dinding lambung hingga gagal kembang organ lambung permanen (abnormalitas).
• Risiko Alergi, Eksim, dan Obesitas
Ada banyak alergen seperti telur dan udang, yang jika tidak diketahui pada saat pemberian MPASI akan menyebabkan risiko alergi dan eksim. Reaksi alergi berbeda untuk setiap bayi berbeda, mulai dari sekedar nubculnya bercak merah di kulit hingga terjadinya muntaber.
Risiko lain yang dialami bayi adalah obesitas. Organ pencernaan dan pengecap yang dipaksa bertumbuh sebelum waktunya akan menyebabkan bayi pada usia tersebut butuh asupan lebih dari normalnya. Lalu, kalori yang berlebih akan menumpuk menjadi lemak dan menyebabkan obesitas.
Baca Juga :
Bahaya Bayi Telat MPASI
Tidak jauh berbeda dengan pemberian ASI yang terlalu dini, telat memberikan makanan pendamping juga mengakibatkan gangguan pada bayi. Gangguan yang dialami bayi dijelaskan sebagai berikut.
• Gangguan Pertumbuhan
Gangguan pertumbuhan merupakan variabel yang jamak.Gangguan tersebut disebabkan karena tidak terpenuhinya angka kecukupan gizi minimal yang dibutuhkan bayi pada usia tertentu.
Mulai dari berat badan, panjang tubuh, ukuran kepala sampai kaki tidak menunjukkan perkembangan yang normal. Butuh penanganan dari dokter spesialis nutrisi anak untuk mengembalikan kondisi Si Kecil kepada bentuk normalnya.
• Enggan Mengonsumsi MPASI
Salah satu dampak buruk terlambatnya pemberian MPASI adalah bayi menjadi tidak berselera terhadap makanan pendamping yang diberikan. Jika terus dibiarkan Si Kecil akan menjadi anak yang pilih-pilih makanan yang ujunh-ujungnya akan terjadi ketidakseimbangan gizi sehingga mengganggu tumbuh kembang buah hati Anda.
Kesalahan dalam Memberikan MPASI
Sukses atau tidaknya proses memberikan makanan pendamping tidak hanya dipengaruhi ketepatan waktu dalam memberikan MPASI. Bisa jadi, para ibu sudah tepat waktu dalam memberikannya, namun tetap saja buah hatinya mengalami gangguan tumbuh kembang. Hal tersebut bisa jadi melakukan kesalahan-keslaahan berikut.
• Makanan Tidak Higienis
Imunitas bayi masih sangat rendah. Oleh sebab itu, penting untuk memastikan makanan yang dikonsumsi adalah makanan yang bersih dari bakteri yang berbahaya. Kelalaian dalam mempersiapkan hal tersebut, dapat menyebabkan bayi diare. Apabila hal tersebut sering terjadi, bayi akan kehilangan nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan.sehingga tumbuh kembangnya akan terhambat.
• Ketidakseimbangan Nutrisi
Patut diingat, kebutuhan gizi orang dewasa berbeda dengan bayi.Sebagai contoh, serat dari buah dan sayuran merupakan kebutuhan gizi wajib bagi orang dewasa.
Namun, tidak demikian dengan bayi, memberikan serat berlebih pada bayi akan menyebabkan sembelit atau konstipasi. Bagi bayi, asupan nutrisi yang dibutuhkan adalah asupan yang seimbang dengan komponen dominan berupa lemak, zat besi, dan protein.
Kesimpulan
Memberikan MPASI tidak dapat dilakukan secara asal-asalan. Terlalu dini maupun terlalu lambat dapat berdampak buruk bagi bayi.
Patokan 6 bulan merupakan batas akhir dimana bayi seharusnya sudah mulai diberikan makanan pendamping. Segera berikanlah MPASI jika bayi sudah menunjukkan indikasi seperti mmapu duduk tegap, nafsu makan bertambah, dan kemampuan motorik dalam hal menggenggam dan memasukkan objek dalam mulut.
Pada intinya, memberikan makanan pendamping haruslah tepat waktu. Tetapi, jangan mengabaikan faktor higienitas dan keseimbangan nutrisi dalam MPASI bayi 6 bulan agar Si Kecil senantiasa tumbuh dan kembang secara sehat.