10 Obat Yang Beresiko Bila Diberi Ke Bayi
Di babak awalnya hidupnya, bayi masih gampang terserang berbagai macam masalah kesehatan. Ditambah lagi, ketahanan tubuh makhluk imut ini memanglah belum berperan optimal. Hingga lumrah saja jika setiap bayi Bunda yang sakit, keadaan kesehatannya jadi langsung turun. Ini tentu membuat kita berasa cemas dan untuk menanganinya seringkali beberapa ibu selalu menyiapkan bermacam jenis obat untuk kesehatan sang kecil.
Bunda, tanya dokter bila ingin memberikan bayi Anda obat, khususnya saat Anda meminumkan obat untuk pertamanya kali. Bayi mempunyai risiko yang semakin besar bila tidak pas dengan obat yang diberi daripada orang dewasa . Maka pemberian obat walau berbentuk obat herbal sekalinya menjadi hal yang paling serius.
Bila bayi Anda muntah sesudah meminum obat, selekasnya kontak dokter. Selalu tempatkan catatan nomor telephone dokter atau rumah sakit di dekat telephone Anda. Jika Anda, orangtua, atau pengasuh merasakan obat di dekat bayi Anda dan tidak dapat ditegaskan apa obat itu telah ketelan olehnya, karena itu pada keadaan semacam ini, cepatlah mencari dana untuk pastikan keadaan bayi.
Disamping itu, ada beberapa macam obat yang jangan dikasih ke sang kecil karena dampaknya malah akan mencelakakan. Anda perlu lebih cermat pastikan apa tiap bahan kimia pada obat yang Anda beri betul-betul aman untuk sang buah kesayangan. Yok baca daftar obat yang beresiko untuk anak!
1. Obat Pencegah Batuk dan Pilek
Persatuan Dokter Anak Amerika tidak merekomendasikan pemberian obat pencegah pilek dan batuk pada bayi. Riset memperlihatkan ke-2 tipe obat itu tidak bisa dibuktikan sanggup menolong menurunkan tanda-tanda pilek dan batuk pada anak di umur dini. Bahkan juga kebalikannya, dampak dari obat ini dapat beresiko, terlebih jika bayi Anda memperoleh jumlah yang lebih dari yang semestinya. Efek dari obat ini dapat berbentuk rasa mengantuk, resah tidur, masalah perut, dan ada ruam di kulit.
Di tingkat yang lebih serius bisa menyebabkan detak jantung yang cepat, kejang, bahkan juga kematian. Nyaris tiap tahun terdapat banyak kasus anak yang dibawa ke ruangan genting sesudah menelan kebanyakan obat pilek dan batuk. Walau sekarang banyaknya perlahan-lahan alami pengurangan sampai separuhnya. Ini bisa saja karena pabrik obat tak lagi pasarkan obat pilek dan batuk ini ke bayi umur dini. Sebagai alternative penyembuhan, jika bayi Bunda menanggung derita pilek, Anda dapat coba pengobatan dengan uap atau memakai obat flu rumahan yang lain.
2. Acetaminophen Berlebihan
Acetaminophen ialah obat yang kerap diminum untuk hilangkan sakit dan menurunkan demam. Harus diingat, ada beberapa macam obat lain memiliki kandungan acetaminophen dengan ukuran yang berbeda . Maka waspada, Bun, tidak boleh memberi bayi Anda jumlah acetaminophen terpisah jika dia telah memperolehnya dari obat awalnya.
Bila Anda tidak begitu percaya, tidak boleh beri acetaminophen atau ibuprofen saat sebelum menanyakan ke dokter. Kelebihan jumlah acetaminophen bisa mengakibatkan reaksi alergi dengan pertanda seperti kulit memeras, gatal, lebam, dan sesak napas. Jika bayi Bunda alami keadaan semacam ini, tidak boleh sangsi untuk selekasnya bawa sang kecil ke dokter ya.
3. Obat Dewasa
Ingat loh, Bunda, memberi obat dewasa ke bayi dengan jumlah yang lebih kecil masih tetap berefek mencelakakan . Maka waspada memberi jumlah obat pada bayi Anda. Bila cap obat tidak memberikan panduan berkenaan jumlah yang pas untuk berat tubuh dan usia anak tertentu, tidak boleh beri obat itu ke bayi Anda.
4. Aspirin
Jauhi obat aspirin dari bayi Anda, terkecuali bila dokter merekomendasikan. Bayi akan terserang sindrom Reye bila minum Aspirin. Sindrom tersebut seperti penyakit yang jarang dialami oleh bayi secara umum tapi mempunyai potensi benar-benar fatal. Tidak boleh terlampau percaya obat untuk anak-anak yang dipasarkan di apotek bebas dari aspirin ya, Bun. Yakinkan membaca cap pada obat dengan cermat dan berhati-hati. Umumnya aspirin disebutkan dengan istilah "salicylate" atau "acetylsalicylic acid". Tanya dokter jika Anda kebingungan mengenai kandungan aspirin di obat tertentu.
Untuk menangani demam atau merasa tidak nyaman pada bayi, minta dokter Anda untuk memberi acetaminophen atau ibuprofen. Tetapi ingat, ibuprofen tidak dianjurkan untuk bayi berumur kurang dari enam bulan.
5. Obat Kedaluwarsa
Buang obat di dalam rumah Anda yang telah kedaluwarsa. Musnahkan obat yang berwarna telah berbeda atau yang memiliki bentuk berlainan dari waktu pertama kalinya Anda membeli. Sesudah melalui tanggal pemakaiannya, obat tak lagi efisien bahkan juga bisa beresiko jika masih tetap dimakan.
Tidak boleh buang obat ke toilet sebab bisa mencemarkan air tanah dan mengotori persedian air minum. Tetapi, ada pula tipe obat yang semakin aman dibuang ke toilet dibanding ke arah tempat sampah.
Lihat cap pada obat untuk ketahui apa obat itu harus dibuang ke toilet. Bila Anda tidak percaya tanya apoteker apa yang perlu Anda kerjakan atau di lingkungan Anda ada komune yang mempunyai program ambil kembali obat yang sudah kedaluwarsa.
Bila ada info pada cap obat yang tidak memperkenankan membuangnya ke toilet, buanglah obat dengan kosongkan isi botolnya dan campur dengan benda beraroma tidak lezat seperti kotoran kucing, ampas kopi atau pasir saat sebelum membuangnya. Anda tak perlu merusak tablet atau kapsul saat menambahnya dengan benda bau tidak lezat lain. Menghilangkan semua info individual yang melekat pada botol saat sebelum memasukkan ke paket tertutup lalu buanglah ke arah tempat sampah.
6. Obat Anti Mual
Sebagai ibu yang baru mempunyai bayi, kemungkinan Bunda akan berasa cemas jika dia muntah sesudah dikasih ASI. Tetapi itu tidak berarti Anda perlu memberikannya obat anti mual ya, Bun. Obat ini diberi cuma jika dokter secara detil menyarankannya. Saat bayi muntah, ini sebagai babak yang cepat kok, Bun. Bayi dan balita umumnya dapat melaluinya secara baik tak perlu minum obat apapun itu. Ditambah lagi, obat anti mual mempunyai risiko dan peluang kompleksitas. Jika bayi Anda muntah-muntah dibarengi dehidrasi, kontak dokter untuk memperoleh anjuran selanjutnya.
7. Obat Kunyah
Obat kunyah sebagai variasit dari obat berwujud tablet. Ob
at tipe ini berefek membuat bayi terselak. Jika bayi Anda sudah mengawali makanan padatnya dan Anda ingin memberi obat tipe ini, tanya dahulu ke dokter apa Anda bisa menggerusnya dan menambahnya dengan makanan memiliki tekstur halus seperti yoghurt. Yakinkan Bunda menggerusnya dengan cukup lembut dan bayi Anda menelan semua untuk memperoleh jumlah yang komplet dan hasil yang maksimal.
8. Sirup Ipecac
Sirup ipecac ialah semacam konsentrat yang dipakai untuk menginduksi muntah. Beberapa pakar umumnya merekomendasikan orangtua sediakan sirup ini untuk menangani keracunan. Tapi beberapa dokter tak lagi merekomendasikan sirup ipecac karena tidak terdapat bukti jika muntah bisa menolong memudahkan keracunan. Sirup ipecac ini mempunyai imbas negatif melewati imbas positifnya jika bayi muntah sesudah menelan obat penawar toksin seperti karbon aktif atau norit. Oya, Bunda, karbon aktif atau norit ialah penyembuhan standard untuk keracunan pada bayi dan anak, meskipun begitu, cuma tenaga kesehatan professional yang bisa memberinya ke bayi Anda.
Persatuan Dokter Anak Amerika menyarankan untuk buang semua tipe sirup ipecac dan mengatakan langkah terbaik untuk menahan keracunan dengan simpan seluruh bahan beresiko pada tempat terkunci dan memisahkannya dari capaian dan penglihatan anak.
9. Obat yang Diresepkan untuk Orang Lain Atau Keadaan Lain
Sehabis pulang bekerja, Bunda Tatik sebelumnya sempat dibikin geram oleh tingkah pengasuh anaknya yang baru. Menyaksikan sang kecil batuk-batuk dan seperti meredam sakit, dengan cerobohnya sang pengasuh ini memberi obat yang serupa dengan sang kakak. Kemungkinan tujuannya baik tetapi aduh…, janganlah sampai kaya getho ya, Bunda. Resep obat yang diperuntukkan untuk seseorang (misalkan saudara kandungan) atau untuk menyembuhkan penyakit lain akan beresiko jika bayi Anda meminum.