Strategi Mendisiplinkan Anak Semenjak Dini
Mamaenka - Dalam kehidupan, kita tentu sebelumnya pernah menyaksikan episode ini terjadi: anak kecil berlarian di cafe, bayi menangis menjerit-jerit dalam bioskop, atau gadis kecil merengek di mall karena ibunya menampik membelikan boneka atau bermainan. Bila Bunda saat itu belum mempunyai anak, kemungkinan Anda cuma dapat menggeleng-gelengkan kepala dan bergumam "Orang tuanya mana sich? Kok anaknya tidak diajari santun sopan demikian?"
Tetapi selanjutnya waktu bergulir dengan cepat sekali dan mendadak Bunda telah mempunyai anak yang suka berlarian dan berteriak di pusat belanja. Hmm, baru Bunda sadar jika mendisiplinkan anak memanglah bukan kasus gampang dan to be honest, you don't know what to do.
Lalu, kenapa masalah mendisiplinkan anak jadi sesuatu hal yang sulit? Well, hal itu dapat muncul karena banyak orang-tua ada dalam masalah saat akan mendidik anaknya. Bunda terumbang-ambing dalam dua opsi; bila berlaku terlampau lunak maka membuat sang kecil jadi anak nakal, tetapi bila terlampau ketat di dalam mendisiplinkan justru akan menjadikan penakut dan sukai merengut.
Sebetulnya, langkah terbaik dalam mendidik anak supaya berlaku baik, tertarik, dan mempunyai perhatian pada lingkungannya dengan berlaku tidak terlampau lunak tetapi tidak terlampau keras dalam mendisiplinkan. Sulit ya, Bun? Nach, karena itu Ibupedia membagikan panduan berikut untuk beberapa Bunda tersayang:
Ketentuan dasar dalam mendisiplinkan anak
Ada 4 hal fundamental yang perlu Bunda berikan pada anak sejak dari awal, yakni:
Stabilitas ialah segala hal
Bagaimana bila anak Bunda selalu menampik saat diminta bersihkan bermainannya? Tidak boleh tergesa-gesa melantai dan menyelesaikannya sendiri sekalian bersungut-sungut ya, Bun. Kunci mendisiplinkan anak dengan stabil mengajarkannya.
Mengambil satu pekerjaan dan tetaplah memerintah ia lakukan hal tersebut. Misalkan mandi sore harus jam 3, karena itu aplikasikan hal itu tiap hari sampai dia bergerak tanpa diminta.
Sama-sama Tertarik
Jika anak Anda sebelumnya pernah berbicara, "Kok Bunda tidak dengarkan saya, sich?" karena itu ini waktunya Anda agar semakin memerhatikan sang kecil. Bila orang-tua ingin perkataannya didengarkan, karena itu mereka harus juga hargai perkataan si buah kesayangan.
Permasalahan keluarga ialah permasalahan bersama
Ya, sampaikan nilai kekerabatan pada anak dengan ada selalu tiap dia memerlukan Bunda. Ini penting untuk memupuk rasa percayanya pada orang-tua, kakak, atau adik. Hingga, di saat sang kecil mendapat masalah, dia tidak sangsi untuk menceritakan.
Hidup tidak selamanya adil
Kadang orang-tua terlampau takut untuk sakiti hati anaknya. Walau sebenarnya, bila anak tidak selekasnya diajari jika hidup tidak terus-terusan harus adil kepadanya, karena itu kekuatan psikisnya tidak berkembang. Mulai berani untuk menyapa sang kecil jika dia mulai merampas bermainan temannya atau geram saat tidak dibelikan barbie.
Mendisiplinkan anak berdasar umur
Umur: 0-12 bulan
Bayi yang baru lahir sampai mencapai umur setahun harus memperoleh curah cinta dan kasih-sayang yang banyak dari orangtua. Dengan cinta, karena itu anak akan meningkatkan rasa yakin, aman, dan jauh dari kekhawatiran. Ini penting untuk memupuk pribadinya supaya berkembang jadi figur yang bagus nantinya. Bunda tidak harus membentaknya, karena salah satu langkah untuk membuat jadi gampang ditata dengan cinta. Gampang, kan?
Umur: 6-8 bulan
Bila sang kecil melempar sendok atau menyobek buku catatan Bunda, itu bukan lantaran ia nakal. Tetapi, lebih sebab anak seusia ini sangat gampang ingin tahu. Dia ingin tahu apa reaksi yang hendak terjadi jika sendoknya dilempar. Nach, bila anak mulai menggigiti kalung berlian Bunda, karena itu tidak boleh cepat-cepat mengambilnya dan membentaknya ya.
Langkah terbaik mengajarkannya dengan perlahan-lahan ambil kalung dan menerangkan jika itu tidak untuk dikonsumsi. Sebagai tukarnya, berikan ia bermainan yang bisa digigit. Dengan demikian, perlahan-lahan dia akan mengetahui yang mana bisa dan tidak bisa.
Umur: 12-24 bulan
Berlainan dengan contoh awalnya, anak umur ini mengetahui benar mana hal yang dia kerjakan karena ingin tahu dan yang mana dia kerjakan untuk memancing perhatian Anda. Nach, bila dia mulai melempar sendok ke lantai untuk membikin Bunda geram, karena itu dudukkan dia di lantai selanjutnya suruh ia ambil sendoknya sendiri. Dengan memaksakan sang kecil 'membantu' Anda membenahi sendok karena itu dia akan terlatih untuk bertanggungjawab atas sikapnya.
Umur: 12 bulan ke atas
Bukannya cuma memerintah anak untuk tidur siang, orangtua seharusnya menyisipkan sanjungan secara stabil. Misalkan, "Bunda suka dech kamu telah stop bermain-mainnya. Bagaimana jika kita baca buku dongeng sekalian berbaring?" Tiap dia lakukan beberapa hal yang Anda gemari, karena itu pujilah ia ikhlas. Jika memang perlu, berikan sang kecil hadiah seperti menyanyikannya lagu.
Umur: 12 bulan-8 tahun
Kekeliruan paling besar orangtua ialah memandang sepele kontribusi dari anak. Walau sebenarnya, semua anak kecil punyai perasaan untuk berlaku kooperatif dan menolong. Mulai memercayakan beberapa pekerjaan enteng pada anak Anda. Misalnya, saat Bunda sedang menggerakkan troli di swalayan, suruh sang kecil ambil barang dari rack dan meletakkannya di troli.
Umur: 12-36 bulan
Apa anak Bunda kerap berbicara "tidak mau" saat diminta lakukan suatu hal? Hmm, kadang rasanya kecewa sekali saat sang kecil tidak dapat ditata. Tetapi, dibanding berkali-kali memaksakan lakukan apakah yang Anda suruh, ada sistem yang semakin lebih efisien lho, Bun.
Triknya dengan hargai kata "tidak mau" tersebut. Bila dia ngotot tidak ingin bersihkan bermainannya, karena itu tanya "Kamu ingin membersihkan bermainanmu saat ini?" Jika dia menampik, nantikan 5 menit dan tanya hal sama satu kali lagi. Umumnya, saat Bunda bertanya hal sama 3x, karena itu anak akan berasa 'terbebani' dan lakukan apakah yang Anda suruh.
Umur: 5-8 tahun
Dalam kehidupan, ada saatnya manusia ingin mengulang-ulang sesuatu kejadian karena menyesal sudah lakukan atau menjelaskan suatu hal yang buruk. Nach, aplikasikan taktik "re-do" atau "ulang" ini saat anak Anda berlaku agresif. Misalkan sang kecil berteriak "Saya tidak suka sama Bunda!" karena itu tidak boleh kembali berteriak "Sana masuk kamar!" ya, Bun.
Seharusnya Bunda ambil napas panjang, berpikir tenang, dan tanya kepadanya apa ingin menukar pengakuannya baru saja. Ini penting untuk mengajari anak jika Bunda sanggup dengarkan hal baik dan hal jelek. , Anda memberi peluang pada sang kecil untuk berpikiran matang-matang saat sebelum ucapkan suatu hal.sebuah hal.
Mendisiplinkan anak memanglah bukan kasus gampang, tetapi bila Bunda sejak mulai umur dini, karena itu anak akan terlatih untuk ditata. Kuncinya ialah memberi anak peluang untuk mengontrol dirinya dan bertanggungjawab atas sikapnya.
Panduan dalam mendisiplinkan anak
Ada ketidaktahuan dan perasaan takut pada orang-tua dalam mendisiplinkan anak. Sebetulnya ini benar-benar simpel, kata disiplin asal dari bahasa Latin yang bermakna mengajari. Nyaris dapat ditegaskan, dengan tidak memberi respon tangisan bayi, Anda mengajarkannya tidak untuk menangis. Dengan demikian, Anda pun mengajarkannya tidak ada keuntungannya panggil orang lain. Berikut panduan mengenai langkah mendisiplinkan anak:
Spesifik dan jelas
Saat mengajari anak, selalu perjelas dan detil mengenai apakah yang Anda harap pada mereka dan mengenai apakah yang penting dilaksanakan. Sampaikan ketentuan lalu buat batas jika ketentuan dilanggar. Bantu anak untuk stabil penuhi arah sikap yang sudah Anda sampaikan. Jika susah, buat sasaran kecil dahulu dan lalu dipertingkat. Semuanya wajib sama sesuai usia, ya Bun. Harapan pada anak umur lima tahun kerap kali lain dengan apakah yang kita harap dari anak umur dua tahun.
Teratur
Anak tumbuh di lingkungan yang penuh cinta dan kedisiplinan. Saat Anda jaga lingkungan masih tetap rapi, tidak amburadul, dan memperlihatkan Anda perduli, anak akan terasa nyaman. Saat mereka tumbuh, mereka akan belajar pemilikan rumah juga. Anak share dalam menolong membereskan tempat tidur diakhir minggu, membenahi bermainan, dan lain-lain. Anak yang tumbuh di lingkungan yang terancang kerap kali mempunyai lingkungan yang terancang nanti saat dewasa.
Mendisiplinkan anak tanpa sakiti
Disiplin, dibarengi cinta. Anak harus dapat rasakan cinta Anda. Ucapkan ke mereka, "Tangan untuk menolong tidak untuk sakiti." Yang paling penting, tidak boleh sakiti apabila Anda melakukan, cari kontribusi. Berlaku baik, halus, dan sabar, dan akar semua ialah cinta.
Disiplin bukan hukuman
Saat anak mulai berkembang, disiplin kerap dipersamakan hukuman. Memang, memukul anak, memberikannya time-out, atau resiko rasional akan mengajari anak untuk hentikan sikap yang tidak kita harapkan untuk sekarang ini.
Tetapi kebaikan yang didapat lewat hukuman cuma akan memiliki sifat sementara karena dilandasi oleh teror dan perasaan takut. Memukul anak adanya kemungkinan mengajari anak tidak apa memukul seseorang terlebih jika mereka kecil dan tidak memiliki daya.
Nyaris tentu, kebaikan ini cuma bertahan sepanjang anak masih kecil dan takut ke orang dewasa yang menghukumnya. Kita dapat mengajari kebaikan yang tahan lama dan mengajari cinta. Ini pada akhirannya bisa menjadi dasar yang kuat untuk disiplin anak karena didasari rasa yakin dan sama-sama menghargai.
Jika anak Anda pada usia batita, peranan Anda cukup melawan, karena di tahapan ini Anda bermasalah dengan miniatur orang dewasa. Batita mempunyai bentang perhatian yang pendek, mekanisme saraf yang masih belum masak (anak yang peka dapat secara mudah terstimulasi oleh paparan tv atau sinar terang), keperluan emosi (yang tidak gampang diucap karena kosa-kata terbatas), dan beragam keperluan fisik (rasa lapar atau lelah), dan rasa ingin tahu yang lebih tinggi.
Lumrah untuk batita untuk memperjelas kemandirian perubahannya dengan menjelaskan "tidak mau" atau menghindari. Ini tak berarti Anda gagalkan perubahannya dengan membuat batas. Kenyataannya, saat ini ialah waktu untuk perlahan-lahan memberikan dasar disiplin. Ingat, disiplin bermakna mengajari, bukan memberi hukuman.
Lihat hal baik yang sudah dilakukan anak
Anak suka membuat suka orang yang dia sayangi, dan anak kecil menyenangi perhatian. Komentari positif dan dekapan saat Anda menyaksikan anak berperangai baik, dengan demikian Anda mendorongnya untuk selalu melakukan.
Ketentuan minimum
Anak belajar mengenai ketentuan bisa lebih cepat saat banyaknya sedikit. Makin bertambah yang Anda ucapkan, makin kurang efisien dan makin kemungkinan anak menjelaskan "tidak mau" pada Anda.
Apabila Anda terus berbeda pemikiran, anak belajar tidak untuk menganggap serius. Lebih bagus menjelaskan "ya" pada awal, lalu mengganti pemikiran Anda. Ingat, "kemungkinan" bermakna "ya" untuk anak kecil.
Buat peralihan
Alihkan anak dari keadaan yang mempunyai potensi beresiko dengan memberikannya suatu hal yang dapat dia mengajak bermain. Misalkan, jika anak bermain knop listrik, alihkan anak dan pasarkan senter untuk dipencet-pencet. Jika dia suka dengan frame photo, beri photo beberapa orang khusus di frame plastik yang enteng. Jika dia selalu melonjak dari sofa, siapkan tempat lompat dari kasur yang tidak kepakai.
Bataskan opsi
Tawarkan opsi menolong anak jadi pembikin keputusan dan bekerja bersama, tetapi tidak boleh pasarkan opsi kebanyakan karena anak akan berasa kebingungan dan yakinkan opsi yang terdapat sesuai Anda. Dibanding menanyakan, "Kakak ingin gunakan pakaian yang mana?" Ucapkan, "Kakak ingin gunakan pakaian warna merah atau biru?"
Berpikir terlebih dahulu
Lebih bagus menahan permasalahan dibanding bereaksi geram nanti. Misalkan, jika Anda larang melemparkan bola di rumah (tetapi tidak menempatkan bola di luar) Anda tidak harus berteriak geram saat ada barang yang pecah.
Berlaku fleksibel
Lihat semua dari sudut pandang anak. Jika anak sedang asyik bermain, berikan dia waktu semakin lama untuk menuntaskan bermainnya atau kasih waktu tambahan beberapa saat saat sebelum ajaknya pergi belanja, meminta makan, atau mandi.
Praktikkan perkataan Anda
Jika Anda menginginkan sikap yang bagus dari anak, perlihatkan dahulu. Jika Anda ingin anak membenahi bermainan, kelarkan beberapa barang Anda. Anak belajar dari mengikuti, baik yang bagus atau yang jelek.
Terangkan argumen dibalik ketentuan Anda
Saat menolong anak belajar membuat keputusan yang sehat, pendekatan otoritatif menolong anak pahami argumen dari sebuah ketentuan. Dibanding berbicara, "Lakukan PR sepulangnya sekolah," terangkan argumen dibalik ketentuan ini. Ucapkan, "Yang terbaik kerjakan PR terlebih dahulu lalu dapat bermain senang sesudahnya, sebagai hadiah karena kamu telah kerjakan PR." Ini menolong anak pahami argumen dibalik ketentuan Anda. Anak tak lagi berasa Anda memaksakan lakukan suatu hal, tetapi dia pahami resiko dari opsinya.
Pasti Anda tidak harus memberikan keterangan panjang yang hendak membuat anak berasa jemu. Tetapi keterangan ringkas mengenai mengapa ketentuan tertentu penting dapat menolong anak pahami opsinya lebih bagus.
Beri resiko yang pas
Terkadang resiko alami dapat mengajari pelajaran terbaik. Anak yang kerap lupa PR di dalam rumah tidak belajar membereskan barangnya jika ibu mengantar PR ke sekolah setiap kali dia lupa. Anak perlu hadapi resiko dari guru untuk membuat disiplin.
Di lain kali anak perlu resiko rasional. Anak yang bermain terlampau keras dengan computer ibu perlu punyai ketentuan bermain. Atau anak yang susah bangun pada pagi hari perlu tidur lebih cepat pada malam harinya.
Penting tidak untuk memaksakan anak. Memaksa anak lakukan suatu hal tidak mengajari disiplin. Terangkan resiko negatif dari apakah yang dia kerjakan, lalu beri opsi.
Ucapkan, "Jika kamu tidak membereskan bermainan, kamu terkena time-out." Turuti dengan resikonya tetapi tidak boleh berteriak atau memaksakan. Ingat, anak perlu belajar membuat keputusan yang sehat, dengan pelajari resiko prospektif dari sikapnya.
Wujud sikap anak satu demi satu
Disiplin diri ialah proses yang perlu waktu yang lama. Pakai taktik disiplin sama sesuai usia dan wujud sikap anak satu demi satu.
Dibanding mengharap anak umur enam tahun mendadak dapat lakukan semua rutinitas pagi hari tanpa diingatkan, pakai chart gambar pada dinding yang memperlihatkan anak menyisir rambut, menggosok gigi, dan kenakan pakaian. Anda juga bisa pakai gambar sang kecil yang beraktivitas ini. Perlahan-lahan anak akan belajar ketrampilan baru atau menjadi lebih berdikari, tolong dia perlahan-lahan menguasainya.