Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cry It Out: Sistem Menidurkan Anak Dengan Biarkan Menangis

Mamaenka - Menidurkan bayi memanglah bukan kasus gampang, tersebut mengapa tiap Ibu tentu mempunyai sistemnya sendiri supaya sang kecil lelap.

Ada type Bunda yang suka menepuk-nepuk bokong bayi, menimang-nimang-nimangnya, temaninya tertidur, atau bahkan juga cuma biarkan anak menangis sepuas hati sampai capek sendiri lalu tertidur.

Nach, bila Bunda type yang paling akhir, karena itu sejauh ini secara tidak sadar Anda telah mengaplikasikan sistem latihan tidur cry it out. Dan sistem tidur yang bersimpangan dengan sistem ini ialah No Cry Sleep Pelatihan.



Kadang cry it out ini dipandang sedikit ‘jahat', karena beberapa orang tua yang tidak kuat menyaksikan bayi mereka menangis meraung-raung tidak ada usaha untuk menentramkannya.

Walau sebenarnya, arah sistem ini tidak cuma masalah meremehkan sang kecil sepanjang beberapa jam sampai lelap, lho Bun.

Malah, arah sebetulnya untuk mengatur dan secara struktural mengajari anak menentramkan dirinya.

Teori ini berawal dari sebuah gagasan jika sang kecil memerlukan kontribusi untuk tidur pada malam hari, karena itu ia pasti memerlukan kontribusi Bunda agar bangun pada pagi hari. Makin lama, anak akan terlatih untuk manja dan tidak bisa tidur tanpa kontribusi Bunda. Tetapi, saat dia mengaplikasikan sistem cry it out ini, karena itu si buah kesayangan akan belajar bagaimana triknya supaya dia dapat tidur sendiri dan belajar untuk tertidur kembali bila setiap saat terjaga pada malam hari.

Richard Ferber, seorang dokter anak dan pemrakarsa sistem training tidur ini mereferensikan beberapa Ibu supaya menanti sampai umur anak sudah capai 4 sampai enam bulan saat sebelum latihan berikut diawali. Bunda harusnya mempunyai waktu tidur yang teratur. Untuk mengawali sistem cry it out punya Ferber ini, Bunda lebih dulu harus:

Setia dengan pola tidur tertentu supaya anak terasa nyaman dan terlatih untuk lelap di saat itu.
Tempatkan bayi Anda pada tempat tidur dan katakan selamat malam.
Meninggalkan ruang untuk saat ini dan diamkan anak Anda menangis. Umumnya sang kecil cuma akan menangis sepanjang 3 menit.
Kembali lagi ke kamar bila anak Anda menangis lebih dari 3 menit. Katakan beberapa kalimat yang menentramkannya dan tepok-tepuk tubuhnya secara halus. Tetapi ingat ya Bun, jangan sekalipun mengusung tubuhnya walau tangan sang kecil menggapai-gapai meminta digendong. Sesudah anak cukup tenang, selekasnya meninggalkan kamarnya kembali.
Ulang beberapa langkah di atas dengan jeda yang semakin lebih panjang. Bunda bisa tinggalkan ruang sampai 10 menit saat sebelum kembali dan menentramkan sang kecil kembali. Terus ulang sampai anak Anda tertidur sendirinya.

Lalu, berapakah lama Bunda harus tinggalkan sang kecil sendiri sepanjang malam-malam selanjutnya? Di buku Solve Your Child's Sleep Problems, Ferber menyampaikan ada 3 jeda tidur yang bisa Bunda kerjakan.

Yaitu, pada malam pertama Anda mengaplikasikan sistem cry it out, Bunda awalannya harus tinggalkan sang kecil sepanjang 3 menit, baru selanjutnya 5 menit, dan yang paling akhir sampai capai 10 menit. Saat malam ke-2 , Bunda dianjurkan untuk tinggalkan sang kecil sepanjang 5 menit, lalu 10 menit, sampai akhirnya capai 12 menit.

Nach, untuk malam-malam selanjutnya, Bunda harus membuat jeda itu semakin panjang dengan penghitungan Bunda sendiri. Tetapi bila berasa tidak nyaman atau mungkin tidak sampai hati harus tinggalkan anak sepanjang 10 menit, Bunda dapat kok meningkatkan jeda saat sendirian. Tetapi ingat ya Bun, sistem ini kan memang mempunyai tujuan membuat anak menangis sampai lelap, menjadi seharusnya Bunda berlaku tegas untuk kebaikan sang kecil sendiri.
Panduan supaya sukses dengan sistem cry it out

Penting untuk orangtua untuk mempunyai pola tidur yang teratur untuk sang kecil. Bila sejauh ini Bunda tidak mengagendakannya, karena itu seharusnya selekasnya dibikin ya, Bun. Awalnya, Anda bisa membacakan dongeng, menyanyikannya lagu, atau memandikannya saat sebelum tidur di saat yang serupa.
Langkah ini akan membuat anak tangkap signal jika dia harus selekasnya lelap. Disamping itu, mempunyai pola tidur yang teratur akan membuat sang kecil lebih gampang ditujukan saat sistem cry it out dilaksanakan.

Sebagai orangtua, Anda dan pasangan harus juga lebih dulu siap secara praktik atau mental. Tidak boleh kerjakan sistem cry it out saat suami Anda sedang diperjalanan usahanya ataupun waktu ada tamu bermalam di dalam rumah. Seharusnya Bunda lakukan langkah ini bersama suami supaya ada selalu support semangat, karena sistem training tidur ini memerlukan stabilitas tinggi.

Misalkan saja saat sang kecil terjaga pada jam 2 pagi hari, tentulah perasaan Ibu ingin selekasnya menentramkannya karena tidak sampai hati dengar suara tangisan. Walau sebenarnya, sekali Anda menentramkannya, karena itu Anda harus kembali latih anak dari sejak awalnya. Dengan support dari suami, Bunda akan diberitahukan untuk berlaku tegas pada anak.

Awalannya, sistem cry it out ini akan berasa berat dan mengusik jam tidur keluarga Bunda, ingat suara tangisan sang kecil sering menggugah tidur Anda dan membuat hati tidak tenang. Saat hal itu terjadi, Bunda bisa dengarkan musik atau membuat teh hangat. Berikan dalam diri Bunda jika proses latihan cuma memiliki sifat sementara dan sesudah semua usai karena itu sang kecil tidak kembali menangis pada malam hari.

Beberapa orang tua yang tidak sampai hati menyaksikan anaknya menangis melawan sistem cry it out punya Ferber ini. Masalahnya beberapa orangtua berpikiran jika biarkan anak menangis akan mengkhianati keyakinan si anak ke orang tuanya hingga membuat anak berasa tidak terlindung.

Menyikapi komentar itu, Ferber memiliki pendapat jika si buah kesayangan terima cukup cinta dan perhatian pada siang hari, karena itu dia tidak akan berasa diacuhkan pada malam hari. "Anak kecil tidak sanggup pahami apakah yang terbaik untuknya, menjadi dia akan menangis bila tidak memperoleh apa dia ingin,"tutur Ferber.

Lebih kembali berlanjut, dia memberi contoh dengan memakai perumpamaan sebilah pisau. "Bila anak akan bermain-main dengan pisau tajam, tentu Anda tidak biarkan kan walau anak menangis kuat. Anda pun tidak berasa bersalah atau kuatir akan resiko psikis yang ia alami. Begitu halnya jadwal tidur yang jelek. Ini beresiko untuk sang kecil dan telah pekerjaan Anda untuk melakukan perbaikan".

Hmm, apakah yang disebutkan Ferber benar ada betulnya ya, Bun? Jadwal tidur yang jelek itu sama berbahayanya dengan pisau. Bila anak tidak dibiasakan untuk tidur sendiri, karena itu dia akan mencari Anda di larut malam dengan menangis. Automatis, hal itu akan mengusik kualitas tidur Ibu dan sang kecil.

Walau sebenarnya, minimnya kualitas tidur akan memengaruhi suasana hati dan keadaan fisik pada esok harinya, loh. Jika Anda saja lemas dan suami ikut juga berasa capek, karena itu masalah menjaga anak juga tidak mendapat maksimal. Akhirnya, selainnya Bunda terserang stress, anak akan makin rewel sebab menganggap kurang jadi perhatian. Jika sudah demikian, beberapa masalah akan makin menimbun setiap harinya dan membuat Bunda makin ketekan.
Yok, benahi kualitas istirahat keluarga dengan mendisiplinkan jadwal tidur sang kecil sejak awal kali!