Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenali Lebih Dekat RSV Pada Bayi

Mamaenka - Bunda, sebagai orangtua pasti kita inginkan buah kesayangan selalu sehat dan cerah. Tetapi kadang ketahanan badan anak menurun hingga beberapa virus gampang serang. Salah satunya virus yang kerap menulari beberapa anak (dan bayi) dan terlihat mengerikan untuk beberapa bunda ialah RSV.



RSV (respiratory syncytial virus) ialah virus pernafasan umum yang mengontaminasi paru-paru atau aliran pernafasan. Virus ini umumnya mengakibatkan bengkak dan infeksi pada tabung pernafasan, atau bronchioles, yang disebutkan bronchiolitis.
RSV ialah pemicu paling sering bronchiolitis dan pneumonia pada beberapa anak di bawah umur satu tahun dan menyebabkan sakit yang cukup kronis. Dan untuk bayi di bawah enam bulan, virus ini cukup beresiko sebab bisa mengakibatkan kematian. Dalam beberapa kasus, anak harus dirawat di rumah sakit karena virus ini.

Tetapi tidak boleh terlampau cemas ya Bunda, karena umumnya anak yang terkena RSV dapat melalui penyakit ini secara baik tanpa permasalahan. "RSV memang infeksi paru-paru yang berarti dan sudah tentu harus dicurigai tetapi tidak harus ditakutkan," kata Natasha Burgert, MD, FAAP, dokter specialist anak di Pediatric Associates di Kansas City, Missouri.

RSV memang sering serang beberapa anak, biasanya anak di bawah dua tahun. Umumnya anak yang terkena RSV alami tanda-tanda yang hampir serupa dengan flu, tetapi virus ini tambah menyusahkan dibanding flu biasa.

Tanda-tanda RSV

Lalu, bagaimana tanda-tanda RSV pada bayi? Karena virus ini sedikit menyebabkan radang pada paru-paru karena itu bayi yang terkena RSV kerap keluarkan suara napas terengah-engah (mengi). Tetapi suara ini berlainan dengan suara pada pasien asma, walau kata Burgert susah untuk orangtua untuk membandingkannya.

Maka bila Anda menyaksikan bayi Anda terlihat sakit dan keluarkan suara mengi, selekasnya tanyakan ke DSA. Tanda-tanda lain RSV dan bronchiolitis diantaranya hidung meler, selera makan turun, batuk, bersin, demam, napas berat, dan sakit kerongkongan.

Mayoritas bayi bisa menangani virus ini secara baik, tetapi beberapa lain tidak. Bayi prematur, bayi yang tercipta dengan permasalahan paru-paru atau jantung, dan bayi yang mempunyai ketahanan tubuh rendah sering alami infeksi pernafasan serius karena RSV. Bayi-bayi dengan keadaan itu tidaklah cukup kuat menantang gempuran RSV.

Tetapi untuk anak yang semakin lebih besar (umur SD ke atas) dan orang dewasa, RSV tidak begitu jadi permasalahan karena mekanisme ketahanan tubuh mereka semakin kuat. Walau RSV masih tetap bisa jadi jadi masalah serius untuk mereka, banyak orang dewasa dan beberapa anak SD ke atas dapat selekasnya ketahui kehadiran RSV pada tubuh mereka melalui batuk.

Adakah test khusus untuk ketahui tidak ada atau adanya RSV pada bayi? Ya, beberapa dokter memakai kain untuk ambil contoh cairan dari hidung bayi. Test laboratorium singkat selanjutnya dilaksanakan untuk mengecek cairan itu. Tetapi beberapa dokter tidak lakukan test RSV. "Di beberapa klinik, test RSV telah jarang-jarang dilaksanakan karena entahlah itu RSV atau virus lain, treatment-nya sama: menanti dan memperhatikan secara cermat," papar Burgert.
Langkah Penyebaran RSV Pada Anak

Bunda, bayi dapat terkena RSV karena RSV gampang menebar melalui udara dan contact langsung dengan pasien . Maka bila anak Anda ada di sekitaran anak yang terkena RSV dan anak itu bersin, kemungkinan anak Anda terjangkit.

RSV dan bronchiolitis dapat menebar melalui contact langsung, misalkan anak Bunda mencium bayi yang terkena RSV atau minum dalam gelas yang sama mereka, buah kesayangan Bunda juga bisa terjangkit, lho!

RSV bisa disebarkan melalui beberapa benda yang awalnya disedot atau digenggam anak yang terkena RSV (awalnya anak itu menggenggam mulut atau hidungnya). Jadi walau anak Anda cuma menggenggam bermainan itu dan menggenggam mulutnya sendiri, masih tetap ada kesempatan RSV menebar ke badan anak Anda. Itu penyebabnya sebagian besar anak umur di bawah dua tahun terkena RSV karena penebaran yang mudah dan cepat.

Disamping itu, anak yang sering mengisap asap rokok bisa tingkatkan resiko infeksi RSV kronis. Sebagian besar anak dapat diserang RSV, tetapi tolong dikenang ya Bunda, mereka yang tinggal bersama perokok lebih mudah diserang dan perlu perawatan di RS dibanding mereka yang tidak mengisap asap rokok.
Pengatasan RSV

Bagaimana perawatan yang pas untuk bayi dengan RSV? "Sebetulnya tidak ada," kata Burgert. "Itu penyebabnya orangtua depresi. Mereka ingin lakukan suatu hal," tambah ia. Burgert meneruskan, langkah terbaik ialah turunkan demamnya dan beri banyak cairan supaya tidak dehidrasi supaya ketahanan badan kuat. Acetaminophen dan ibuprofen dapat dipakai untuk mengatur demam dan membuat bayi masih tetap nyaman.
RSV atau bronchiolitis kronis memang memerlukan perawatan RS. Pertanyaannya, kapan saat yang pas untuk mengubungi dokter? Ini Bunda, bila anak Anda kesusahan istirahat atau bernapas, selekasnya meminta kontribusi klinis secepat-cepatnya karena mereka kemungkinan perlu oksigen, beberapa obat atau cairan tertentu.

Bila bayi Anda berumur di bawah tiga bulan, lahir prematur atau mempunyai permasalahan jantung, paru-paru, dan ketahanan tubuh, sedangkan Anda tidak percaya apa anak flu biasa atau RSV, ini waktunya Anda berobat ke dokter.

Lebih detilnya, bila Anda menyaksikan pertanda ini pada bayi Anda, selekasnya membawa ke dokter sebab bisa menjadi infeksinya kronis dan memerlukan perawatan khusus:

Tidak ingin makan
Batuk yang makin kronis
Kesusahan bernapas atau bernapas cepat (lebih dari 60 napas per menit saat tidak menangis)
Mengi
Suara grok-grok waktu bernapas
Kuku atau bibir kebiru-biruan
Hidung merah
Demam yang tinggi

Dokter nanti ingin memutuskan apa akan lakukan check RSV dengan mengirimi contoh lendir atau ingus bayi Anda. Juga bisa dengan membuat diagnosis memerika bayi Anda langsung.

Karena RSV ialah virus karena itu antibiotik tidak dibutuhkan. Bila bayi alami infeksi serius, mungkin dokter merekomendasikan rawat inap di mana anak akan mendapatkan perawatan extra terhitung oksigen, cairan intravenous, bronchodilators (obat untuk buka pipa pernafasan), dan obat anti-virus (tetapi ini jarang-jarang sekali terjadi).

Sementara bila tanda-tandanya lumayan ringan, anak dapat pulih sendirinya dalam waktu 5-7 hari, walau batuknya dapat tahan lama sampai beberapa minggu.

Sama dengan flu biasa, sebenarnya tidak ada perawatan khusus untuk anak dengan RSV enteng. Tetapi Bunda dapat menyamankan mereka supaya mereka cepat pulih. Bagaimana triknya?

Berikan minum yang banyak supaya tidak dehidrasi, dapat air putih atau ASI.
Jauhi dari paparan asap rokok, cat fresh, bakaran kayu, dan uap-uap yang dapat mengusik pernafasan.
Tinggikan sisi kepala tempat tidur anak dengan menempatkan handuk di bawah tempat tidur (seharusnya tidak boleh pakai bantal). Mempertinggi sisi kepala akan mempermudah anak bernapas.
Pakai cool-mist vaporizer untuk melegakan napas anak Anda. Selalu ikutinya panduan pemakaian karena bila alat kotor, yang keluar bukan angin segar tetapi malah bakteri.
Berikan beberapa tetes nasal saline solution (larutan garam; dapat dibikin sendiri atau seharusnya beli ke toko obat) di hidung anak untuk keluarkan lendir atau ingus.
Bila anak berumur kurang dari enam bulan, kontak dokter untuk pastikan apa jumlah acetaminophen yang hendak Anda beri tepat.

Untuk penangkalan, makanan yang bergizi dan higienis dapat mencegah infeksi RSV. Lakukan juga anak membersihkan tangan dengan teratur, khsusunya saat sebelum makan. Pastikan juga lingkungan disekitaran beberapa anak bersih.